Dispar Kota Jayapura – Papua Reggae Festival (PRF), sebuah acara tahunan yang menjadi sorotan utama di tanah Papua, kembali menghadirkan semangat kebebasan dan karya-karya terbaik dari musisi reggae setempat. Digagas oleh Komunitas Rasta Kribo (KORK), PRF telah menjadi ajang bergengsi yang memperkenalkan karya dan identitas orang Papua melalui musik reggae dengan lirik berbahasa daerah.
Menurut Thedy Pekei, ketua KORK, festival ini bukan hanya sekadar ajang musik, tetapi juga menjadi wadah untuk mengakui prestasi dan menghargai karya musisi Papua. Aturan ketat yang diterapkan oleh KORK, seperti pembawaan tiga lagu termasuk satu lagu berbahasa daerah, merupakan bentuk komitmen untuk mempertahankan keaslian budaya Papua.
“PRF adalah panggung prestisius bagi musisi Papua. Karya adalah yang utama, karena melalui karya, nama kita akan dikenang selamanya,” ungkap Thedy. Erick Mandozir, sekretaris KORK, menekankan pentingnya profesionalisme di atas panggung, yang tercermin dari persyaratan menyertakan video performa saat tampil di event lain.
Meski dihadapkan pada keterbatasan finansial, semangat berkarya musisi reggae Papua tetap berkobar. Papua Reggae Festival telah berlangsung selama delapan tahun berturut-turut, menunjukkan konsistensi dan komitmen KORK dalam memberikan wadah bagi musisi reggae Papua untuk bersinar.
“Tahun ini, kita berharap Papua Reggae Festival bisa kembali digelar pada bulan Oktober mendatang, tergantung pada kondisi politik di Papua. Musisi reggae di Papua, teruslah berkarya dan percayakan segalanya pada yang kuasa, karena kebebasan adalah hak asasi yang harus dijunjung tinggi,” pungkas Thedy, menyemangati para musisi reggae Papua untuk terus berjuang dan menginspirasi melalui karya-karya mereka.